Telah bersabda RasuluLloh SAWW :
الدين نصيحة
“Agama adalah nasihat”.
Dan
termasuk sebagian dari nasihat adalah kesamaan sikapmu terhadap mereka
ketika mereka ada maupun ketika mereka tidak ada, dan engkau tidak
memperlihatkan kepadanya kasih sayang dengan lisanmu lebih dari apa yang
tersembunyi di dalam hatimu. Dan diantara nasihat kepada muslim adalah
jika engkau diajak bermusyawarah tentang sesuatu hal dan engkau melihat
bahwa yang baik itu ada pada sesuatu yang bertentangan dengan
kecondongan hati mereka, maka engkau memilih apa yang baik dan tidak
memilih apa yang menjadi kecondongan hati mereka.
Dan
termasuk hal yang bertentangan dengan penasihatan kepada orang islam
adalah adanya rasa dengki terhadap orang islam atas apa yang Alloh
berikan kepada mereka dari beberapa keni’matan dan kelebihan. Dan asal
dari sifat dengki adalah keberatan hatimu atas ni’mat Alloh yang
diberikan kepada hamba-Nya baik itu dalam hal urusan dunia maupun urusan
agama. Dan klimak dari dengki adalah engkau berangan-angan hilangnya
ni’mat darinya. Telah datang penjelasan di dalam hadits bahwa dengki itu
dapat membakar kebaikan sebagaimana api yang membakar kayu. Dan dengki
itu berseberangan dengan kehendak Alloh SWT di dalam kekuasaan-Nya, dan
pengaturan-Nya, dan seakan-akan orang yang dengki itu berkata, “Ya
Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah meletakkan ni’mat bukan pada
tempatnya”.
Dan
tidak menjadi bahaya dengan memendam keinginan atas ni’mat yang Alloh
berikan kepada hamba-Nya kemudian ia bersungguh-sungguh meminta
kemurahan-Nya.
Dan
wajib bagi kamu apabila engkau dipuji oleh seseorang dan engkau dapati
hatimu tidak menginginkan pujian itu, kemudian orang tersebut tetap
memujimu atas kebaikan yang ada di dalam dirimu, maka ucapkanlah :
اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِى أظْهَرَ الْجَمِيْل وَسَتَرَ الْقَبِيْح
Segala puji bagi Alloh yang telah menampakkan kebaikan dan menutup keburukan.
Dan
apabila terlontar pujian kepadamu sementara engkau tahu bahwa engkau
tidaklah demikian seperti apa yang mereka pujikan, maka ucapkanlah
sebagaimana sebagian ulama salaf berdoa :
اللهمَّ لأ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ وَاغْفِرْ لِى ماَ يَعْلَمُوْنَ وَاجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْن
Yaa
Alloh, jangan engkau hukum aku atas apa yang mereka ucapkan, dan
ampunilah aku atas apa yang tidak mereka ketahui, dan jadikanlah
kebaikan bagiku atas apa yang mereka sangkakan.
Adapun
dirimu, maka janganlah mengeluarkan pujian kepada seseorang kecuali
engkau mengetahui bahwa dengan pujian itu akan menjadikan kebaikannya
bertambah. atau karena pujian yang engkau ucapkan itu sebagai
penghormatan kepada mereka karena kelebihan mereka, yang mungkin tidak
engkau ketahui. Maka pujianmu atas mereka adalah untuk mengetahui
kelebihan dan keutamaan mereka dengan syarat hatimu bersih dari dusta
dan menjaga dari tergelincirnya orang yang dipuji.
Dan
wajib bagi kamu apabila ingin memberikan nasihat kepada seseorang, maka
jika memungkinkan sampaikanlah dengan cara yang halus dan perkataan
yang lembut dan menghindari dengan mempergunakan perkataan yang jelas
dan kasar selama masih memungkinkan ucapan yang lembut tadi dapat
difahami. Kemudian apabila orang yang dinasihati tersebut mencari
informasi tentang siapa yang memberitahu kepada kita perihal dirinya,
maka simpanlah dan jangan diberitahukan agar tidak terjadi permusuhan
antara dia dengan orang lain. Dan apabila dia mahu menerima nasihat itu,
maka memujilah Alloh dan bersyukur kepada-Nya. Dan apabila nasihat kita
tidak diterima, maka kembalilah kepada meneliti diri dan hawa nafsumu,
dengan mencaci maki diri sendiri.
Dan
apabila kamu diberi amanat oleh seseorang maka jagalah amanat itu
dengan lebih bersungguh-sungguh dibanding jika engkau menjaga harta yang
menjadi milikmu sendiri
Dan wajib bagi kamu menyampaikan amanah dan takutlah kamu daripada berbuat khianat.
Sungguh telah bersabda RasuluLloh SAWW :
لا ايمان لمن لا أمانة له
Tiada iman seseorang yang tidak memiliki sifat amanah.
Dan
wajib bagi kamu untuk berkata jujur / benar dalam ucapan dan menepati
janjimu karena mengingkari janji adalah termasuk tanda-tanda sifat nifaq.
Diterangkan di dalam hadits :
Tanda-tanda nifaq itu ada tiga, apabila berbicara berdusta, apabila berjanji dia ingkar, apabila diberi amanat dia berkhianat.
Dan wajib bagi kamu waspada dari sifat riya’ dan
suka berdebat karena dua hal tersebut dapat mengeraskan hati dan dapat
melahirkan permusuhan. Dan apabila engkau di debat seseorang dan apa
yang ia sampaikan itu benar, maka wajib bagi kamu menerima kebenaran itu
darinya karena kebenaran itu lebih berhak untuk diikuti. Atau jika yang
disampaikan itu hal yang bathil maka wajib bagimu untuk berpaling
darinya, karena yang demikian itu adalah kebodohan. Alloh SWT telah
berfirman
واعرض عن الجاهلين
Dan berpalinglah kamu dari orang-orang yang bodoh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar