assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh , sugeng rawuh poro pamiarso engkang wilujeng ,sehat wal afiat ...... amin /disini saya heri siswanto mengucapkan banyak terima kasih atas kunjungan anda agama: RESUME BUKU ILMU PENDIDIKAN ISLAM

Jumat, 19 Oktober 2012

RESUME BUKU ILMU PENDIDIKAN ISLAM

Tugas Resume Buku : Pengantar Ilmu Pendidikan
  Dosen : Dra.Hj.Afiyah AS, M.Si.
1. Judul Buku : Ilmu Pendidikan Islam
2. Tahun Terbit : 2006
3. Penulis : Prof.Dr.H.Ramayulis
4. Penerbit : Kalam Mulia
5. Alamat Penerbit : Jl.Teladan No.2 Johar Baru V
  Jakarta
6. Jumlah Halaman : 384 halaman, 20 BAB
7. Cetakan : Kelima
8. No.ISBN : 979-8590-57-0

Nama Mahasiswa : Dedi Wahyudi
NIM : 08410153
Nomor : 15
Kelas : PAI 4
Jurusan / Prodi : PAI

FAKULTAS TARBIYAH
UIN SUNAN KALIJAGA
SEMESTER GANJIL 2008 /2009
YOGYAKARTA, MARET 2009

PENGANTAR

 Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat dan nikmat-Nya kita masih diberi kesempatan untuk mencari,menggali, membahas,dan mengamalkan ilmu-ilmu yang bermanfaat.
 Ilmu Pendidikan Islam adalah salah satu mata kuliuah yang ada di Fakultas Tarbiyah Univeristas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mata kuliah ini menyiapkan mahasiswa menjadi seorang pendidik pendidikan Islam yang professional dan maju dalam segala bidang.
 Buku “ILMU PENDIDIKAN ISLAM” karangan Prof.Dr.H.Ramayulis isinya sangat bagus. Dia menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan Islam secara teliti dan runtut.
 Buku tersebut juga memungkinkan untuk dikonsumsi oleh semua kalangan karena dari sisi ekonomisnya itu sangat murah jika dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang terkandung dalam buku tersebut.
 Akhirnya kami merasa dalam penyusunan resume buku “ILMU PENDIDIKAN ISLAM” ini masih banyak kekurangannya maka kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu suksesnya resume ini terutama kepada Ibu Dosen Dra.Hj.Afiyah AS, M.Si. yang senantiasa mendorong kami untuk mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam di kehidupan sehari-hari. Semoga kesuksesan menjadi milik kita.

Daftar Isi

Pengantar 2
Daftar Isi 3
Pembahasan 5
Bagian Pertama : Pendidikan Islam Sebagai Sebuah Sistem 6
Bab 1 Pandangan Islam Terhadap Manusia 6
Bab 2 Konsep Dasar Pendidikan Islam 7
Bab 3 Hakekat Sistem Pendidikan Islam 9
Bab 4 Sistem Pendidikan Islam di Indonesia 10
Bab 5 Berbagai Sistem dalam Kehidupan Yang Mempengaruhi
  Sistem Pendidikan Islam 11
Bagian Kedua : Pelaku Pendidikan Islam 11
Bab 6 Pendidik Dalam Pendidikan Islam 12
Bab 7 Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam 13
Bagian Ketiga : Komponen-komponen Dasar Pendidikan Islam 14
Bab 8 Dasar Pendidikan Islam 14
Bab 9 Tujuan Pendidikan Islam 16
Bab 10 Kurikulum Pendidikan Islam 17
Bab 11 Pendekatan dan Komunikasi Pembelajaran Pendidikan Islam 18
Bab 12 Metode dan Teknik Mengajar dalam Pendidikan Islam 19
Bab 13 Media dan Sumber Pembelajaran Pendidikan Islam 20
Bab 14 Evaluasi dalam Pendidikan Islam 21
Bab 15 Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam 23
Bab 16 Manajemen Pendidikan Islam 24
Bab 17 Lembaga Pendidikan Islam 25
Bagian Keempat : Nuansa Pendidikan Islam 26
Bab 18 Periodisasi Pendidikan Islam (Pendidikan Seumur Hidup) 26
Bab 19 Demokrasi Pendidikan Islam 27
Bab 20 Reaktualisasi Pendidikan Islam 28
Penutup 29
Lampiran 30
Foto Kopi Sampul Buku 31
Foto Kopi Daftar Pustaka 32

PEMBAHASAN
 Buku ini terbit dengan tebal buku 384 halaman dan terdiri dari 20 bab yang masing-masing bab saling terkait sehingga menjadikan buku ini mudah dipelajari.Bab-bab yang terdapat dalam buku “Ilmu Pendidikan Islam” ini yaitu:
Bagian Pertama : Pendidikan Islam Sebagai Sebuah Sistem
Bab 1 Pandangan Islam Terhadap Manusia
Bab 2 Konsep Dasar Pendidikan Islam
Bab 3 Hakekat Sistem Pendidikan Islam
Bab 4 Sistem Pendidikan Islam di Indonesia
Bab 5 Berbagai Sistem dalam Kehidupan Yang Mempengaruhi Sistem Pendidikan Islam
Bagian Kedua : Pelaku Pendidikan Islam
Bab 6 Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Bab 7 Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Bagian Ketiga : Komponen-komponen Dasar Pendidikan Islam
Bab 8 Dasar Pendidikan Islam
Bab 9 Tujuan Pendidikan Islam
Bab 10 Kurikulum Pendidikan Islam
Bab11 Pendekatan dan Komunikasi Pembelajaran Pendidikan Islam
Bab 12 Metode dan Teknik Mengajar dalam Pendidikan Islam
Bab 13 Media dan Sumber Pembelajaran Pendidikan Islam
Bab 14 Evaluasi dalam Pendidikan Islam
Bab 15 Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam
Bab 16 Manajemen Pendidikan Islam
Bab 17 Lembaga Pendidikan Islam
Bagian Keempat : Nuansa Pendidikan Islam
Bab 18 Periodisasi Pendidikan Islam (Pendidikan Seumur Hidup)
Bab 19 Demokrasi Pendidikan Islam
Bab 20 Reaktualisasi Pendidikan Islam
Untuk lebih jelasnya marilah kita pelajari bab demi bab.

Bagian Pertama
Pendidikan Islam Sebagai Sebuah Sistem
Bab 1
Pandangan Islam Terhadap Manusia
 (Halaman 1 sampai 12)
 Kata “manusia” menurut Al-Quraan berasal dari kata al-Insan, al-Basyar, dan al-Nas. Manusia disebut al Insan berasala dari kata nasiya yang berarti lupa mengandung makna bahwa manusia meilki kelebihan di antara mahluk lain tetapi juga mempunyai kelemahan yaitu kadang lupa untuk tetap pada jalan Tuhan dalam bertindak. Manusia disebut al-Basyar sebab manusia sebenarnya sama dengan mahluk lain yaitu tunduk pada sunnatullah dan memiliki kesamaan dengan mahluk lainnya yaitu dari segi material atau dimensi alamiah saja. Manusia disebut an-Nas sebab manusia itu keadaannya labil antara tercela dan terpuji. Maka manusia merupakan mahluk allah yang unik dan sempurna.
 Kedudukan manusia dimuka bumi adalah sebagai hamba allah seperti yang diterangkan di Q.S Adz-Dzariyat ayat 56 yang artinya : dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Selain itu kedudukan manusia yaitu sebagai khalifah Allah di bumi artinya manusia bukan sekedar menggantikan tetapi dengan arti yang luas dia harus mengikuti perintah yang digantikan (Allah).
 Untuk merealisasikan tugas dan fungsi manusia itu dapat ditempuh manusia lewat pendidikan yang dapat mengembangkan kualitas manusia tanpa menghilangkan nilai-nilai fitri yang dimilikinya. Pendidikan itu adalah pendidikan Islam.Dengan pendidikan Islam manusia sebagai khalifah tidak akan berbuat sesuatu yang mencerminkan kemungkaran kepada Allah, bahkan ia berusaha agar segala aktifitasnya sebagai khalifah harus dilaksanakan dalam rangka ubudiyah kepada Allah SWT.

Bab 2
Konsep Dasar Pendidikan Islam
 (Halaman 13 sampai 18)
 Pendidikan berasal dari bahasa Yunani yaitu paedagogie yang berarti bimbingan pada anak, dalam bahasa inggris yaitu education artinya bimbingan dan dalam bahasa Arab yaitu tarbiyah atau artinya pendidikan. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok orang agar menjadi dewasa. Pendidikan sama artinya dengan tarbiyah (pendidikan rabbani), ta’lim (pengajaran yang bersifat memberikan), al-riyadhah (pelatihan) juga ta’dib (pelatihan atau pembiasaan). Maka pendidikan Islam disebut tarbiyah Islamiyah.
 Pendidikan dalam arti luas yaitu segala pengalaman belajar yang dilalui peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. Karakteristik pendidikan dalam arti luas yaitu pendidikan berlangsung sepanjang hayat, lingkungan pendidikan adalah semua yang berada di luar peserta didik, bentuk kegiatan mulai dari yang tidak disengaja sampai kepada yang terprogram, tujuan pendidikan berkaitan dengan setiap pengalaman belajar, dan tidak di batasi oleh ruang dan waktu.
 Pendidikan dalam batasan sempit diartikan proses pembelajaran yang dilaksanakn di lembaga pendidikan formal (sekolah/madrasah). Karakteristik pendidikan dalam arti sempit yaitu masa pendidikan terbatas, lingkungan pendidikan berlangsung di sekolah/madrasah, bentuk kegiatan sudah terprogram, dan tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar (sekolah/madrasah).
 Pendidikan juga diartikan dalam batasan yang luas terbatas artinya segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan latihan yang diselenggarakan di lembaga pendidikan formal, non formal dan informal dan dilaksanakan sepanjang hayat dalam rangka menyiapkan peserta didik agar berperan dalam berbagai kehidupan. Karakteristik pendidikan dalam arti luas terbatas yaitu masa pendidikan berlaku sepanjang hayat tetapi, kegiatan pendidikan terbatas pada waktu tertentu, lingkungan pendidikan juga terbatas, bentuk kegiatan pendidikan yaitu pendidikan, pengajaran dan latihan, tujuan pendidikan merupakan kombinasi antara pengembangan potensi peserta didik degan social demand

Bab 3
Hakekat Sistem Pendidikan Islam
(Halaman 19 sampai 36)
 Sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti cara, strategi. Dalam bahsa Inggris yaitu system yang berarti system, susunan, dan cara. Menurut Roger A Kanfman, system yaitu suatu totalitas yang tersusun dari bagian-bagian yang bekerja secara sendiri-sendiri (independent) atau bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan berdasarkan kebutuhan.
 Sistem pendidikan ada empat unsur yaitu kegiatan pendidikan (pendidikan oleh diri sendiri, lingkungan, dan oleh seseorang terhadap orang lain), binaan pendidikan (jasmani, akal, dan qalbu), tempat pendidikan (rumah tangga, sekolah, dan masyarakat), dan komponen pendidikan (dasar, tujuan, peserta didik, materi, metode, media dan evaluasi).
 Proses pemecahan masalah yang logis untuk mencapai hasil pendidikan secara efektif dan efisien yaitu pendekatan system. Model perumusan system pendidikan Islam yaitu model idealistik dan model pragmatis.
 Perbedaan system pendidikan Islam dengan non Islam yaitu system ideology Islam adalah tauhid yangbersumber Al Quran dan As Sunnah sedangkan non Islam bersumber pada mateailisme, ateisme, sosialisme, danlainnya, system nilai pendidikan Islam bersumber pada al-Quran dan As-Sunnah sedangkan non Islam bersumber pada nilai yang lain, orientasi pendidikan Islam yaitu pada duniawi dan ukhrowi sedangkan non Islam orientasi duniawi semata.
 Prinsip pendidikan Islam adalah implikasi dari karakteristik atau cirri-ciri manusia menurut Islam, pendidikan integral yang terpadu, pendidikan yang seimbang, pendidikan yang universal, dan pendidikan yang dinamis.

Bab 4
Sistem Pendidikan Islam di Indonesia
 (Halaman 37 sampai 45)
 Sistem pendidikan nasional yaitu keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Semua prinsip, fungsi, jenjang pendidikan, jenis pendidikan, dan lain-lain diatur dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
 Kedudukan pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional adakalanya sebagai mata pelajaran yaitu mata pelajaran pendidikan agama Islam dan adakalanya juga sebagai lembaga misalnya perguruan tinggi agama Islam.
 Peran pendidikan Islam sebagai mata pelajaran yaitu mempercepat proses pecapaian tujuan pendidikan nasional, dan memberikan nilai kepada mata pelajaran umum sedangkan peran pendidikan Islam sebagai lembaga yaitu berperan mencerdaskan kehidupan bangsa, lebaga pendidikan Islam bersama satuan pendidikan lain bersama-sama menuntaskan pelaksanaan wajib belajar 9 tahun, memberi kesempatan untuk belajar kepada siswa yang tidak berkesempatan memasuki lembaga pendidikan formal.

Bab 5
Berbagai Sistem dalam Kehidupan Yang Mempengaruhi
 Sistem Pendidikan Islam
 (Halaman 46 sampai 54)
 Sistem pendidikan Islam terintegrasi dengan semua sistem dalam kehidupan manusia yang melibatkan banyak pihak dan unsur yang saling mempengaruhi. Sistem pendidikan Islam dalam perkembangan dipengaruhi sistem ekonomi, politik, sosial-budaya dan lainnya.
 Pendidikan dan ekonomi adalah system yang mempunyai pengaruh timbal balik, saling mengait dan menunjang karena di satu segi, institusi pendidikan mampu menghasilkan tenaga kerja dan membentuk manusia-manusia yang sanggup membangun ekonomi masyarakat dan negara, sebaliknya ekonomi merupakan tulang punggung kehidupan bangsa yang menentukan maju-mundurnya, kuat-lemahnya, lambat-cepatnya suatu proses pembudayaan bangsa yang merupakan salah satu fungsi pendidikan.
 Pengaruh sistem politik terhadap pendidikan Islam adalah adanya kebijaksanaan pemerintahan suatu negara yang memberikan perhatian serta dukungan, baik moral maupun materiil untuk terlaksananya pendidikan Islam. Namun, pendidikan yang bermutu juga mempengaruhi lajunya perkembangan politik yang ada.
 Pengaruh sosial budaya dalam pendidikan Islam sangat besar yaitu pada masa laluj pesantren banyak dipengaruhi oleh masyarakat yang identik dengan pemikiran tradisional yang beranggapan bahwa pendidikan Islam hanya membaca al-Quraan dan ilmu agama semata tetapi sekarang muncul pesantren yang selain mengajarkan ilmu-ilmu agama juga mengajarkan ilmu sains dan teknologi sebaliknya masyarakat modern membutuhkan pendidikan keimanan, ibadah dan akhlak karena semakin intensnya terjadi kemerosotan akhlak dikalangan anak-anak mereka karena pengaruh arus globalisasi.

Bagian Kedua
 Pelaku Pendidikan Islam
Bab 6
Pendidik dalam Pendidikan Islam
 (Halaman 55 sampai 76)
 Secara etimologi pendidik itu besawal dari kata murabbi, muallim, dan muaddib yang artinya pendidik tetapi sertingnya disebut muallim. Di Indonesia disebut guru yaitu orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran disekolah atau di kelas lebih khususnya orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggungjawab dalam membentuk anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing. Dalam pendidikan Islam ada berbagai macam pendidik yaitu Allah, Nabi Muhammad SAW, Orangtua, guru.
 Dalam ajaran Islam pendidik sangatlah dihargai. Hal ini dijelaskan Allah dalam firmannya Q.S.Al-Mursalat yaitu “Allah meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat”. Selain itu berdasarkan hadis dikatakan bahwa “tinta para ulama lebih tinggi nilainya dibandingkan darah para syuhada (H.R.Abu Daud dan Tirmidzi)”. Dari firman Allah dan sabda RasulNya kita dapat mengetahui betapa tingginya kedudukan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan (pendidik). Di masyarakat pendidik juga sangat dihormati dan disegani oleh masyarakatnya.
 Tugas pendidik yang utama yaitu mengemban misi untuk mengajarkan dan mengajak manusia agar menaati hukum Allah, menyempurnakan, dan menyucikan hati mendekat kepada Allah. Pendidik bertugas merencanakan dan melaksanakan program pelajaran, mengarahkan peserta didik menuju tingkat kedewasaan yang berkepribadian insan kamil, kemudian harus memimpin serta mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait.
 Tanggung jawab pendidik itu besar yaitu bukan saja tanggung jawab moral sorang pendidik terhadap peserta didik dan melaksanakan kode etik pendidik (pendidikan umum dan pendidikan Islam) tetapi juga mempertanggungjawabkan atas semua tugas yang dilaksanakan kepada Allah. Namun, pendidik juga mempunyai hak yaitu diberi gaji dan mendapatkan penghargaan.

Bab 7
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
(Halaman 77 sampai 120)
 Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik yaitu anggota masyarakat yang berusaha mengembangakan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik mempunyai beberapa kebutuhan yaitu kebutuhan : fisik, social, mendapat status, mandiri, berprestasi, ingin disayangi dan dicintai, untuk curhat,dan kebutuhan untuk memiliki falsafat hidup. Dimensi peserta didik yaitu dimensi fisik, akal, akhlak, rohani, seni, dan sosial.
 Intelegensi atau intelleigence atau al-dzaka artinya pemahaman atau kesempurnaan sesuatu atau kapasitas umum dari seseorang yang dapat dilihat pada kesanggupan pikirannya. Dalam mengatasi tuntutan kebutuhan-kebutuhan baik keadaan rohaniah secara umum yang dapat disesuaikan dengan problem-problem kondisi-kondisi yang baru di dalam kehidupan.Kecerdasan atau intelegensi dibagi menjadi 4 yaitu kecerdasan intelektual, keceerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan qalbu.
 Kepribadian menurut Allport yaitu susunan yang dinamis di dalam sistem psiko-fisik seseorang yang menentukan prilaku dan pikirannya yang bercirikan khusus.Kepribadian menurut Islam ada dua yaitu kepribadian kemanusiaan dan keperibadian kewahyuan. Ciri khas kepribadian muslim yaitu terwujudnya prilaku mulia sesuai dengan tuntunan Allah.
 Proses pembentukan kepribadian muslim secara perorangan yaitu pendidikan pra lahir, pendidikan oleh orang lain, pendidikan oleh diri sendiri. Untuk kepribadian muslim secara ummah maka dengan memantapkan kepribadian individu muslim juga dapat dengan menyiapkan kondisi dan tradisi yang diisi dengan akhlak islami sehingga memungkinkan terbentuknya kepribadian ummah. Untuk kepribadian samawi maka prosesnya dengan catra membina nilai-nilai keIslaman dalam hubungan dengan Alloh. Etika murid merupakan hal penting sebab harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar baik langsung atau tidak langsung.
Bagian Ketiga
Komponen-komponen Dasar Pendidikan Islam

Bab 8
Dasar Pendidikan Islam
(Halaman 121 sampai 131)
 Dasar pendidikan Islam didasarkan kepada falsafah hidup umat Islam dan tidak didasarkan kepada falsafah hidup suatu Negara, sebab sistem pendidikan Islam tersebut dapat bdilaksanakan dimana saja dan kapan saja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
 Ada tiga kategori pendidikan Islam yaitu dasar pokok, dasar tambahan dan dasar operasional.
 Dasar pokok pendidikan Islam yaitu Al-Quraan dan AsSunnah. Pada hakekatnya Al-Quran itu adalah perbendaharaan yang besar untuk kebudayaan manusia, terutama bidang kerohanian. Ia pada umumnya merupakan kitab pendidikan kemasyarakatan , moril (akhlak), dan spiritual. Sunnah dijadikan dasar pendidikan Islam karena sunnah menjadi sumber utama pendidikan Islam karena Allah SWT menjadikan Muhammad SAW sebagai teladan bagi umatnya.
 Dasar tambahan yaitu meliputi perkatan, perbuatan dan sikap para sahabat serta ijtihad, maslahah mursalah, dan Urf.
 Dasar operasional pendidikan Islam yaitu dasar yang terbentuk sebagai aktualisasi dasar ideal. Ada enam dasar yaitu
• dasar histories : dasar yang memberikan andil kepada pendidikan dari hasil pengalaman masa lalu yang berupa peraturan dan budaya masyarakat.
• dasar social : dasar yang memberikan kerangka budaya dimana pendidikannya itu berkembang seperti mengembangkan budaya
• dasar ekonomi : dasar yang memberikan perspektif terhadap potensi manusia berupa materi dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya yang bertanggungjawab terhadap anggaran pembelanjaan maka kebijakan pendidikan harus mempertimbangkan faktor ekonomis.
• dasar politik : dasar yang memberikan bingkai dan ideoplogi dasar yang diugunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan , maka dalam mencapai tujuan pendidikan hendaknya harus bertolak dari dasar ideologi
• dasar psikologis : keberhasilan pendidikan dalam mencapai tujuan harus memilki informasi tentang watak peserta didik, pendidik, pengukuran dan penilaian yang terbaik
• dasar fisiologis : dasar yang memberikan kemampuan memilih yang terbaik, memberikan arah suatu sistem, mengontrol dan memberikan arah kepada semua dasar-dasar operasional lainnya.
 
Bab 9
Tujuan Pendidikan Islam
(Halaman 132 sampai 148)
 Tujuan mememiliki kesamaan arti dengan ghayat, andaf, maqasid, (dalam bahasa Arab), dan goal, purpose, aim (dalam bahasa inggris) yang berarti arah atau maksud yang hendak dicapai. Tujuan pendidikan yaitu arah atau tujuan yang ingin dicapai oleh suatu institusi pendidikan.
 Tahap-tahap tujuan pendidikan Islam yaitu tujuan tertinggi, tujuan umum, tujuan khusus dan tujuan sementara. Tujuan tertinggi pendidikan Islam yaitu menjadi hamba Allah, mengantarkan subjek didik menjadi khalifah Allah di bumi, untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akherat baik individu maupun masyarakat. Tujuan umumnya yaitu pendidikan harus diarahkan untuk mencapai pertumbuhan keseimbangan kepribadian manusia menyeluruh, melalui latihan jiwa, intelek, jiwa rasional, perasaan dan penghayatan lahir. Tujuan khususnya yaitu diantaranya memperkenalkan kepada generasi muda akan akidah Islam, dasar-dasarnya, asal-usul ibadat, dan cara-cara melaksanaknnya dengan betul,menanamkan keimanan, menanamkan rasa cinta pada Al Quraan, membersihkan jiwa dari sifat tercela, dan lainnya. Tujuan sementara pendidikan Islam yaitu tujuan yang akan dicapai setelah siswa diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal yang disini dimisalkan bahwa bentuk insane kamil dalam bentuk ubudiyahnya sudah mulai nampak meskipun dalam ukuran sederhana.
 Aspek tujuan pendidikan Islam yaitu tujuan jasmani (membentuk manusia yang sehat jasmani dan punya ketrampilan tinggi), tujuan rohani (terbentuknya akhlak mulia), tujuan akal (mampu memahami dan menganalisa fenomena ciptaan Allah), tujuan sosial (terciptanya keharmonisan dalam masyarakat).
 Ranah tujuan pendidikan Islam yaitu ranah kognitif (pengetahuan tentang sholat), afektif (pengaruh sholat terhadap mental), performance (khusu’, tawadu’ dan tuma’ninah), psikomotorik (pengamalan sholat), dan ranah konatif (niat melakukan sholat.

Bab 10
Kurikulum Pendidikan Islam
(Halaman 149 sampai 168)
 Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Kurikulum artinya jarak yang harus ditempuh. Secara terminology kurikulum yaitu semua kegiatan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan erada di bawah tanggung jawab sekolahlebih khususnya hasil belajar yang diharapkan.
 Jika diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan Islam kurikulum berfuingsi sebagai pedoman pendidik untuk membimbing peserta didiknya kea rah tujuan tertinggi pendidikan Islam.
 Komponen kurikulum meliputi tujuan, isi kurikulum, media (sarana dan pra sarana), strategi, proses pembelajaran, dan evaluasi.
 Kerangka dasar kurikulum pendidika Islam yaitu tauhid dan perintah membaca ayat-ayat Allah yang meliputi ayat Allah yang erdasarkan wahyu, ayat Allah yang adsa pada diri manusia, dan ayat Allah yang terdapat di alam semesta di luar diri manusia.
 Dasar penyusunan kurikulum pendidikan Islam yaitu dasar: agama, falsafah, psikologi, sosial, dan dasar organisatoris.
 Prinsip-prinsip penyusunan kurikulum yaitu prinsip: yang berasaskan islam termasuk ajaran dan nilai-nilainya, prinsip mengarahkan kepada tujuan, prinsip integritas, relevansi, fleksibilitas, efisiensi, kontinuitas dan kemitraan, individualitas, kesamaan, kedinamisan,keseimbangan dan prinsip efektifitas.
 Ilmu dikategorikan menjadi dua yaitu ilmu sebagai perennial dan acquired.
 Orientasi kurikulum pendidikan Islam yaitu orientasi pelestarian nilai, orientasipada peserta didik, orientasi masa depan IPTEK, Orientasi pada social demand, orientasi pada tenaga kerja dan orientasi pada penciptaan lapangan kerja.

Bab 11
Pendekatan dan Komunikasi Pembelajaran Pendidikan Islam
(Halaman 169 sampai 183)
 Pendekatan merupakan semua cara yang digunakan siswa untuk menunjang kefektifan dan keefisiensiandalam proses pembelajaran materi tertentu. Pendekatan yang digunakan dalam pendidikan Islam yaitu pendekatan pengalaman, pembiasaan, emosional, rasional, fungsional, dan terpadu.
 Komunikasi yaitu proses penyampaian pesan padi komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Aspek komunikasi yaitu komunikasi harus dipandang sebagai proses, komunikasi menyangkut aspek manusia dan bukan manusia, dan komunikasi menyangkut aspek informasi atau keterangan. Salah satu nsur komunikasi yaitu komunikator. Pola komunikasi diantaranya komunikasi satu arah, dua arah, dan banyak arah. Bahasa komunikasi menurut Al Quraan itu sebagai berikut : qaulan ma’rufan (ucapan yang baik), qaulan kariman (ucapan yang mulia), qaulan maisuran (ucapan yang ringan), qaulan laiyinan (ucapan yang simpatik mudah dicerna), qaulan balighan (ucapan yang membekas), dan qaulan sadidan (Ucapan yang benar)
.
Bab 12
Metode dan Teknik Mengajar dalam Pendidikan Islam
(Halaman 184 sampai 201)

 Metode dalam bahasa Arab yaitu thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang disipakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Metode mengajar dapat diartikan cara yang digunakan seorang guru dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.
 Metode pendidikan Islam berdasarkan pada dasar agama Islam yang menjadi sumber ajarannya yaitu Al Quraan dan Al hadis (dasar agamis), kondisi biologis anak menjadi acuan dalam memilih metode (kondisi biologis), perkembangan dan kondisi psikis peserta didik (dasar psikologis), dan dasar sosiologis
 Prinsip-prinsip metode pendidikan yaitu metode harus: memanfaatkan teori kegiatan mandiri, memanfaatkan hukum pelajaran, berawal dari apa yang sudah diketahui oleh peserta didik, didasarkan atas teori dan praktek yang terpadu dengan baik yang bertujuan menyatukan kegiatan pembelajaran, memperhatikan perbedaan individual, merangsang kemempuan berpikir dan nalar peserta didik, diseseuaikan dengan kemajuan peserta didik, dll
 Dalam meenggunakan metodenya yaitu memilih metode yang tepat untuk peserta didik.
 Metode pendidikan islam antara lain metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, diskusi, demonstrasi, eksperimen, kerja kelompok, targhib dan tarhib, kisah, serta amsal.
 Teknik mengajar dalam pendidikan Islam yaitu mendidik melalui: keteladanan, kebiasaan, nasihat dan cerita, disiplin, partisipasi, dan pemeliharaan.

Bab 13
Media dan Sumber Pembelajaran Pendidikan Islam
(Halaman 202 sampai 219)
 Alat dan media pendidikan merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indra pendengaran dan penglihatan sehingga pemahaman murid lebih cepat dan akan memilkii akhlak yang mulia. Maka pendidikan Islam akan tercapai secara efektif dan efisien.
 Alat pendidikan Islam yaitu bersifat benda (kaset, radio, TV, dll) dan ada yang bersifat non benda (keteladanan, perintah / larangan, ganjaran dan hukuman, dan lainnya).
 Sumber belajar yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai tempat dimana bahan pelajaran didapatkan. Macamnya sumber belajar pendidikan Islam yaitu sumber pokok (Al Quraan dan Al Hadis) dan sumber tambahan (manusia sumber, bahan pengajaran, situasi belajar, Mass Media, alat perlengkapan belajar, aktivitas, alam lingkungan dan perpustakaan).
 Fungsi sumber belajar yaitu meningkatkan produktifitas pendidikan, memberikan kemungkinan pendidikan bersifat lebih individu, memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran, lebih memantapkan pengajaran, dan memungkinkan belajar secara seketika.
 Langkah-langkah pemanfaatan sumber belajar yaitu identifikasik kebutuhan daya, mengidentifikasi potensi sumber belajar yang ada dan dimanfaatkan untuk pembelajaran, pengelompokan sumber belajar dalam kelompok, mencari dan menganalisis relevansi antara kelompok sumber belajar dengan mata pelajaran yang diampu guru, menentukan materi dan kompetensi untuk pembelajaran, dan pemanfaatan sumber-sumber belajar dalam pembelajaran.

Bab 14
Evaluasi Dalam Pendidikan Islam
(Halaman 220 sampai 234)
 Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation akar kata dari value yang berarti nilai jadi evaluasi pendidikan itu penilaian secara terncana, sitematik, dan berdasarkan tujuan yang jelas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan. Evaluasi pendidikan Islam berarti kegiatan menentukan taraf kemajuan pendidikan dalam pendidikan Islam.
 Pendidik melakukan evaluasi di sekolahnya untuk mengetahui peserta didik yang mana yang terpandai dan terbodoh di kelasnya, untuk mengetahui apakah bahan yang diajarkan sudah dimiliki oleh peserta didik atau belum,untuk mendorong persaingan yang sehat, antara sesama peserta didik, untuk mengetahui perkembangan peserta didik setelah mengalami didikan, untuk mengetahui tepat tidaknya guru memilih bahan, metode, dan berbagai penyesuaian dalam kelas, dan sebagai laporan kepada orangtua peserta didik adalam bentuk rapor, ijazah, piagam dan sebagainya.
 Prinsip umum evaluasi meliputi: valid, berorientasi kepada kompetensi, berkelanjutan, menyeluruh, bermakna, adil, objektif, terbuka, ikhlas, praktis, dicatat, dan akurat. Prinsip khusus evaluasi yaitu adanya penilaian yang digunakan yang memungkinkan adanya kesempatan terbaik dan maksimal bagi peserta didik menunjukkan kemampuan hasil belajar mereka dan setiap guru mampu melaksanakan prosedur penilaian dan pencatatan secara tepat prestasi dan kemampuan serta hasil belajar yang dicapai peserta didik.
 Penilaian ada empat yaitu penilaian: formatif, sumatif, penempatan, dan diagnostik.
 Penilaian Berbasis Kelas (PBK) yaitu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat dan konsisten, serta mengidentifikasipencapaian kompetensi dan hasil belajar pada mata pelajaran yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang arus dan telah dicapai disertai dngan petunjuk kemampuan belajar peserta didik dan pelopornya.
 Fungsi PBK bagi peserta didik yaitu dalam mewujudkan dirinya dalam mengubah dan mengembangkan penilaiannya dengan mengubah atau mengembangkan performans prilakunya kearah positif dan progresif seta mendapatkan kepuasan atas apa yang dikerjakan. Sedangkan Fungsi PBK bagi guru yaitu menetapkan berbagai metode dan media yang relevan dengan kompetensi yang akan dicapai pada proses pembelajaran.
 Tujuan PBK yaitu mengetahui kemajuan belajar peserta didik mengetahui tingkat kefektifan dan keefisiensi berbagai komponen pembelajaran yang dipergunakan guru dalam jangka waktu tertentu, dan menentukan tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran.
 Aspek yang dinilai PBK meliputi kumpulan kerja peserta didik, hasil karya, penugasan, kinarja, tindakan dan tes tertulis.
 Bentuk penilaiannya PBK yaitu: kuis, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, ulangan semester, ulangan kenaikan, dan ujian praktek.
 Langkah penilaian PBK yaitu penentuan tujuan evaluasi, penyususnan kisi-kisi soal, “review dan revisi” soal, uji coba, penyusunan soal, penyajian tes, scorsing, pengolahan hasil tes, pelaporan hasil tes, dan pemanfaatn hasil tes.

Bab 15
Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam
(Halaman 235 sampai 258)
 Belajar yaitu suau proses perubahan tingkah laku individu yang diperoleh dari pengalaman tertentu. Mengajar yaitu pemindahan pengetahuan yang sumbernya Illahi dan manusiawi. Pembelajaran yaitu suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsure-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran pendidikan Islam artinya sama hanya proses maupun hasilnya selalu inhern dengan keIslaman.
 Prinsip-prinsip pembelajaran yaitu aktivitas, azas motivasi, azas individualitas, azas keperagaan, azas ketauladanan, azas pembiasaan, aas korelasi, serta azas minat dan perhatian,

Bab 16
Manajemen Pendidikan Islam
(Halaman 259 sampai 275)

 Manajemen yaitu diambil dari bahasa Inggris management yang berarti pengelolaan. Dalam bahasa Arab al tadbir yaitu pengaturan. Manajemen dalam pendidikan Islam merupakan proses pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki (umat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik perangkat keras maupun perangkat lunak. Sistem manajemen pendidikan Islam yaitu proses yang koordinatif, sistematik dan integrative.
 Administrasi yaitu proses secara umum terhadap usaha perorangan atau kelompok, sipil atau militer, dalam skala besar atau kecil.
 Organisasi menurut Louis A Allan yaitu sebuah mek`nisme atau struktur yang mengupayakan berbagai hal untuk bekerja sama secara efektif.
 Hubungannya yaitu administrasi dalam sebuah organiasi yang dinamis harus dimanifestasikan dalam bentuk aktifitas-aktifitas konkret. Akifitas konkret itu adalam manajemen.
 Prinsip manajemen yaitu : ikhlas, kejujuran, amanah, adil, tanggung jawab, dinamis, praktis, dan felsibel.
 Aspek manajemen pendidikan Islam yaitu manajemen yang mengacu pada aspek institusi, struktural, personalia, informasi, tekhnik dan lingkungan.
 Fungsi manajemen adalah untuk perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.

Bab 17
Lembaga Pendidikan Islam
(Halaman 276 sampai 292)
 Lembaga pendidikan Islam yaitu suatu bentuk organisasi yang diadakan untuk mengembangkan lembaga-lembaga Islam, dan mempunyai pola-pola tertentu dalam memerankan fungsinya, serta mempunyai struktur sendiri yang dapat mengikat individu yang dibawah naungannya, sehingga ini merupakan kekuatan hukum sendiri.
 Jenis-jenis lembaga pendidikan Islam dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu : aspek azas ajaran Islam (dibagi dua yaitu lembaga yang tetap seperti rukun iman, rukun Islam, thaharah, ihsan, iklas, dan takwa sedangkan lembaga yang berubah meliputi ijtihad, fikih, akhlak, lembaga social, lembaga ekonomi, lembaga politik, lembaga seni, dan lainnya.), aspek penanggung jawabnya (lembaga pendidikan informal/keluarga, lembaga pendidikan formal/ sekolah/madrasah, dan lembaga pendidikan non formal/masyarakat), serta aspek waktu dan tempat (periode pembinaan, keemasan, kemunduran, stagnasi, dan modern).

Bagian Keempat
Nuansa Pendidikan Islam
Bab 18
Periodisasi Pendidikan Islam
(Halaman 293 sampai 322)
 Islam mengakui adanya pendidikan seumur hidup sebab perjalanan manusia melalui tahapan-tahapan tertentu, maka pembahasan pendidikannya harus difokuskan pada tahapan-tahapan itu. Adapun periode pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan prenatal (pemilihan jodoh dan pernikahan), dan pendidikan pasca natal (pendidikan bayi, kanak-kanak, anak-anak, dan dewasa).
 Persiapan pendidikan dimulai sejak pemilihan jodoh sebab diharapkan nantinya diharapkan menghasilkan manusia yang bermartabat di masa depan melalui proses pendidikan.
 Pada masa pernikahan hingga kehamilan itu kontak psikis antara orang tua dengan si janin itulah sebenarnya yang disebut pendidikan.
 Pada masa bayi(0-2 tahun) secara lahiriyah dia pasif terhadap agama tetapi berkat perkembangan semua indranya dia sebenarnya aktif mencari, mendapatkan, dan mengenal sesuatu yang baru.
 Pada masa kanak-kanak(2-6 tahun) kebiasaan dan pembiasaan pada anak sangat penting bagi keberhasilan pendidikan.
 Metode yang digunakan pada masa anak-anak(6-12 tahun) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan latihan, kemudian berangsur-angsur diberikan penjelasan secara logis maknawi.
 Pada fase remaja hendanya dalam mendidik anak yaitu mengembangkan potensi mereka, membuka dialog dan menyadarkan mereka akan status sosial,dan lainya.
 Pendidikan pada masa dewasa yaitu melalui majlis ta’lim yang sarat dengan dzikrullah agar tenang menghadapi hidup yang modern yang didominasi materi dan kepentingan duniawi.


Bab 19
Demokrasi Pendidikan Islam
(Halaman 323 sampai 337)
 Demokrasi pendidikan yaitu suatu pandangan yang mengutamakan persamaan hak, kewajiban dan perlakuan oleh tenaga kependidikan terhadap peserta didik dalam proses pendidikan.
 Prinsip demokrasi yaitu kebebasan, penghormatan terhadap manusia, persamaan, dan pembagian kekuasaan.
 Bentuk demokrasi pendidikan Islam yaitu kebebasan bagi pendidik dan peserta didik (kebebasan berkarya, kebebasan dalam mengembangkan potensi, kebebasan dalam berpendapat), persamaa terhadap peserta didik dalam pendidikan Islam, dan penghormatan akan martabat individu dalam pendidikan Islam.
 Praktek pendidikan Islam sangat akrab dengan prinsip-prinsipkebabasan dan demokrasi. Islam menyerukan adanya prinsip persamaan dan peluang yang sama dalam belajar sehingga terbukalah kesadaran untuk belajar bagi semua orang

Bab 20
Reaktualisasi Pendidikan Islam
(Halaman 338 sampai 348)
 Kuantitas pendidikan Islam di Indonesia sekarang menunjukan perkembangan dinamis tetapi dari segi kualitas masih dipertanyakan. Hal itu dikarenakan masih banyaknya masalah dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam, kualitas guru belum memadai, terbatasnya dana dan SDM, produktifitas lembaga kurang bermutu, dan lainnya.
 Dalam menghadapi pasar bebas maka lembaga pendidikan Islam harus meningkatkan daya saing yang sungguh-sungguh dan terencana, sehingga layak bersaing dipergaulan internasional, membuka program studi yang bervariasi, melaksanakan akuntabilitas, dan harus melaksanakan evaluasi.
 Dalam menghadapi otonomi daerah maka lembaga pendidikan Islam (LPI) tidak lagi harus tampil uniform dan tunggal untuk seluruh wilayah Indonesia, perlu adanya kerjasama antara Departemen Agama dan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan pendidikan Islam, LPI harus melakukan reorientasi terhadap persoalan normative-filosofis yang sering diperdebatkan, adanya perubahan paradigm dalam praktek pendidikan. Perubahan paradigm itu misalnya :pengelola tenaga kependidikan harus prefesional dan efektif, pembiayaan pendidikan tidak hanya diperoleh dari kas Negara tetapi yang lebih uuytama dari lembaga dan dari masyarakat, melakukan reformasi dalam sistem pembelajaramn, demokratisasi dalam proses pendidikan, melaksanakan efisiensi pendidikan, sasaran akhir mkurikulum adalam pengalaman belajar, evaluasi belajar secara teratur dan berkelanjutan, serta pembudayaan kualitas bagi setiap warga lembaga pendidikan Islam dapat dilakukan dengan meningkatkan profesionalitas personil madrasah.

PENUTUP

 Buku ini tampil dengan sangat menarik disertai bahasanya yang mudah dipahami dan mudah dicerna oleh semua kalangan khususnya para mahasiswa. Buku ini menerangkan materi seputar Pendidikan Islam khususnya di Indonesia
 Dengan buku diharapkan sebagai calon guru atau pendidik kita memahami apa sebenarnya pendidikan Islam sehingga saat kita sudah menjadi pendidik kelak dapat mempraktekannya
 Buku ini laris dipasaran dengan bukti pada tahun 2006 sudah mencapai cetakan yang kelima. Para peminatnya mungkin beranggapan bahwa buku ini murah tetapi isinya sangat baik sehingga para konsumen lebih condong memilih buku ini.
Terima kasih atas segala perhatian, kami menantikan sarandan kritik yang membangun. Mohon maaf atas segala kekurangan.

1 komentar: